Sampah Elektronik di Indonesia Diprediksi Tembus 4,4 Juta Ton, Begini Cara Mengatasinya
loading...
A
A
A
JAKARTA – Sampah elektronik di Indonesia diprediksi tembus sekira 4,4 juta ton pada 2030. Ada beberapa cara yang dilakukan meminimalisir dan menghindarkan dampak negatif sampah elektronik itu sendiri.
Hal itu diungkap Ketua Kelompok Kerja Sampah B3 Direktorat Penanganan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Widayati menjelaskan bahwa jumlah sampah elektronik dari rumah tangga telah meningkat semakin pesat.
Mengatasi masalah sampah elektronik , ACE Hardware meluncurkan program “Bisa Baik Dengan ACE” untuk atasi sampah elektronik.
Selain sebagai perusahaan yang memberikan ragam pilihan kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup, ACE ikut berkontribusi bantu mengurangi dampak negatif sampah elektronik.
Program ini merupakan program berkelanjutan sebagai dukungan terhadap pemerintah dalam mewujudukan pengelolaan sampah elektronik yang bertanggung jawab. “Bisa Baik” adalah singkatan dari Bersama Atasi Sampah Barang Elektronik.
“Program ini tentunya juga sebagai dukungan kami terhadap pemerintah dalam menjaga lingkungan di Indonesia agar tetap lestari. Kami berharap masyarakat luas dan juga pelanggan mendapatkan pemahaman akan pentingnya pengelolaan sampah elektronik dan limbah baterai dengan baik dan bertanggung jawab sehingga turut berpartisipasi dalam ini,” kata Teresa Wibowo, Direktur ACE.
Masyarakat luas bisa mengelola sampah bersama ACE dengan cara membawa sampah elektronik dengan kondisi utuh. Pada tahap awal, menghadirkan enam drop box di lokasi wilayah Jakarta, Tangerang Selatan, Bekasi, yaitu di ACE Mal Gandaria City, Mal Artha Gading, Living World Alam Sutera, Living Plaza Ahmad Yani, QBig BSD City, dan Living Plaza Bintaro.
Pada program ini berkolaborasi bersama Mountrash yang merupakan salah satu platform pengumpul sampah berbasis teknologi.
“Kolaborasi ini tentu sangat baik, ACE dan Mountrash memiliki kepedulian dan tujuan yang sama yaitu mengedukasi dan meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan sampah yang bertanggungjawab yang dapat menciptkan ekonomi sirkuler, seperti mengola menjadi produk bernilai tambah melalui komunitas bank sampah yang diinisiasi oleh Mountrash,” Gideon Wijaya, Founder & CEO Mountrash.
(MG/Zulfa Zakariyya)
Hal itu diungkap Ketua Kelompok Kerja Sampah B3 Direktorat Penanganan Sampah Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Widayati menjelaskan bahwa jumlah sampah elektronik dari rumah tangga telah meningkat semakin pesat.
Mengatasi masalah sampah elektronik , ACE Hardware meluncurkan program “Bisa Baik Dengan ACE” untuk atasi sampah elektronik.
Selain sebagai perusahaan yang memberikan ragam pilihan kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup, ACE ikut berkontribusi bantu mengurangi dampak negatif sampah elektronik.
Program ini merupakan program berkelanjutan sebagai dukungan terhadap pemerintah dalam mewujudukan pengelolaan sampah elektronik yang bertanggung jawab. “Bisa Baik” adalah singkatan dari Bersama Atasi Sampah Barang Elektronik.
“Program ini tentunya juga sebagai dukungan kami terhadap pemerintah dalam menjaga lingkungan di Indonesia agar tetap lestari. Kami berharap masyarakat luas dan juga pelanggan mendapatkan pemahaman akan pentingnya pengelolaan sampah elektronik dan limbah baterai dengan baik dan bertanggung jawab sehingga turut berpartisipasi dalam ini,” kata Teresa Wibowo, Direktur ACE.
Masyarakat luas bisa mengelola sampah bersama ACE dengan cara membawa sampah elektronik dengan kondisi utuh. Pada tahap awal, menghadirkan enam drop box di lokasi wilayah Jakarta, Tangerang Selatan, Bekasi, yaitu di ACE Mal Gandaria City, Mal Artha Gading, Living World Alam Sutera, Living Plaza Ahmad Yani, QBig BSD City, dan Living Plaza Bintaro.
Pada program ini berkolaborasi bersama Mountrash yang merupakan salah satu platform pengumpul sampah berbasis teknologi.
“Kolaborasi ini tentu sangat baik, ACE dan Mountrash memiliki kepedulian dan tujuan yang sama yaitu mengedukasi dan meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan sampah yang bertanggungjawab yang dapat menciptkan ekonomi sirkuler, seperti mengola menjadi produk bernilai tambah melalui komunitas bank sampah yang diinisiasi oleh Mountrash,” Gideon Wijaya, Founder & CEO Mountrash.
(MG/Zulfa Zakariyya)
(tdy)